google ads

Asmaraloka Di Kota Daeng, Perjalanan Inspiratif Dhimas Arya Dalam Program PMM 4 Di Universitas Hassanudin

Makassar, 18 Juli 2024 – Dhimas Arya Pradifta, mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, telah menorehkan kisah inspiratif dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Dikenal sebagai mahasiswa yang fokus hanya pada kuliah, Dhimas berusaha membuktikan kemampuannya kepada kedua orang tua, yang sering membandingkannya dengan saudara laki-lakinya yang berprestasi.

Terinspirasi oleh sebuah vlog di TikTok mengenai perjalanan seorang awardee PMM di Universitas Gadjah Mada, Dhimas memutuskan untuk mencoba program PMM meskipun awalnya ragu. Berkat dorongan dari teman-temannya, terutama Afiya, dan persetujuan dari orang tuanya, Dhimas akhirnya mendaftar untuk program tersebut.

Proses seleksi yang melibatkan seleksi administrasi, tes kesehatan, psikotest, dan survei kebhinekaan, menjadi tantangan tersendiri bagi Dhimas. Namun, dengan tekad yang kuat, Dhimas berhasil melewati semua tahapan tersebut. Pada saat pengumuman, kebahagiaan pun terpancar saat Dhimas dan Afiya dinyatakan lolos dalam program PMM, meskipun ditempatkan di universitas yang berbeda. Dhimas ditempatkan di Universitas Hasanuddin, Makassar, sementara Afiya di Bengkulu.

Setibanya di Makassar, Dhimas disambut oleh budaya dan keramahan masyarakat setempat. Program PMM yang berlangsung selama satu semester memberikan banyak pengalaman berharga. Selain menyesuaikan diri dengan kultur yang berbeda, Dhimas juga mengikuti Modul Nusantara, mata kuliah wajib bagi mahasiswa PMM, yang mengajaknya mengunjungi berbagai tempat wisata dan edukasi di Sulawesi Selatan.

Selama hampir empat bulan, Dhimas dan rekan-rekannya merasakan hangatnya sambutan dari masyarakat Makassar. Perjalanan mereka diakhiri dengan kunjungan ke Tana Toraja, yang menjadi puncak dari pengalaman Modul Nusantara.

Masa program PMM di Universitas Hasanuddin diakhiri dengan "Festival Budaya dan Pelepasan Mahasiswa PMM 4 Unhas". Acara ini dipenuhi dengan suasana haru, di mana tangis dan pelukan menjadi penutup dari perjalanan inspiratif mereka. Dhimas menuliskan pengalamannya dengan penuh emosi dalam sebuah tulisan berjudul "Asmaraloka di Kota Daeng", yang berarti kasih sayang di dunia dalam bahasa Sanskerta.

Tulisan Dhimas menekankan makna mendalam dari slogan "Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya". Pengalaman di Makassar tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga memperkuat persahabatan dan kebersamaan di antara para mahasiswa PMM. Makassar, dengan segala keunikannya, menjadi saksi bisu dari kenangan indah yang akan selalu diingat oleh Dhimas dan teman-temannya.

Perjalanan Dhimas Arya dalam program PMM adalah bukti bahwa tekad dan keberanian untuk mencoba hal baru dapat membawa perubahan besar dalam hidup. Kisah inspiratif ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk berani mengejar mimpi dan meraih prestasi.

"Makassar, akan selalu ramai dengan lalu lintas dan kemacetannya, namun isinya akan selalu berubah seiring berjalannya waktu. Hanya satu yang tidak akan pudar, kenyamanan dan pelukannya akan selalu menjadi hal yang paling dinanti oleh kami. Suatu saat, kami akan kembali ke Kota Daeng ini, menyelesaikan urusan yang belum diselesaikan bernama rindu dan akan selalu menggenggam kenangan kecil kami bersama dengan raga dan jiwa ini."

Terima kasih Makassar, terima kasih Universitas Hasanuddin, dan terima kasih kepada semua yang telah menjadi bagian dari perjalanan inspiratif ini. Semoga cerita ini abadi dan menginspirasi banyak orang.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.